Duhhh, keluh tubuhku, kok mataku gak mau berkompromi yaaa, maunya terkatub saja spt dua magnet yg berkutub sama, blm lagi nehh badan yang lemes spt gak punya tonggak tulang utk menopang, mana suhuku loncat sana sini, sementara suhu ruangan sdh kuaktifkan 16'c, tetep aja gak bisa adem. Pdhl aku hrs mencipta, aku hrs berkarya. Utk apa aku di sini kalau hanya sekedar makan dan minum tanpa menghasilkan sesuatu??? Itu sekelumit guman tubuh atau jg pastinya keluh yg dilontarkan pdku hari ini.
Yaaa aku hrs bagaimana lg... aku sdh berusaha semampuku membuatmu kuat dan tegar, coba lihat selama inipun aku mengasupmu dgn semua makanan yg menurutku bergizi tinggi, aku menyediakan waktu merawatmu dgn menghadirkan dokter, obat bahkan Tuhan dan org terkasihku selama ini, apakah itu blm cukup jg bagimu??? jawabku pada sang tubuh.
Duhhh tp aku lelah, sampai kpn hrs begini??? Aku sudah menyertaimu hampir 26th lamanya, tetap jg kurasa hal yg sama, letih yg berkepanjangan, mana kau pun telah melukai hatiku, apa aku tdk cukup membuatmu bahagia??? membuat mimpi mimpimu jd nyata??? Sdh byk loo mimpimu yg nyata nda. Kok kamu gak mengerti jg ttg lelahku!!!!!
Iyaaa, aku mengerti, aku terlalu byk menuntut padamu, terlalu byk obsesi yg ku rancang utk hidup kita, terlalu byk mimpi mimpi yg kurajut di dirimu, aku tahu itu. Akupun tahu jk aku melukai hatimu saat ini. Maafkan aku yaaa, aku masih sgt membutuhkanmu utk meraih sebuah obsesi ttg kita. Beneran kali ini hanya 1 obsesiku yg ingin kuwujudkan dlm hidupku, yg lain kita bisa abaikan jk kau tak mampu dan merasa letih..... Pleaseeee bantu aku mewujudkannya yaaa, krn takkan pernah mampu berjalan sendiri tanpamu. Jwbku sambil bermohon.
Duhhh, baiklah... apa itu????
Aku ingin dia ada disisimu sampai kita berlalu dr tempat ini, aku ingin kau tidur lelap dlm dekapannya, aku ingin dia terpisah dr kita krn maut, hanya itu... please ini permintaan terakhirku.
Aduhhh.... duhhh, DUNIA TAK BERPIHAK PADA KITA. Hanya itu jawabmu kemudian diam!!!!!
Jakarta sesak bagiku
18032011 IJ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar