Selasa, 25 Januari 2011

SURAT DARI CHE GUEVARA UNTUK PARA KAMERAD PEMUDA PEMUDI DUNIA!



Kami percaya bahwa perjuangan revolusioner adalah suatu perjuangan yang sangat panjang, sangat sulit. Sulit, tetapi jelas tidak berarti mustahil, bahwa suatu kemenangan revolusi di suatu negara hanya akan terjadi di negara itu saja. (Che Guevara)


Kalau aku boleh memilih untuk berjuang, mungkin saat ini aku ingin tinggal bersama kalian. Melewati jalanan yang padat lalu lintas, dengan iring-iringan spanduk yang panjang, kalian ketuk nurani para penguasa. Kaum yang berbaju megah, berkendaraan bagus dan punya mobil mengkilap. Kalian pertaruhkan segalanya, kesempatan untuk hidup senang, kemapanan pekerjaan, dan sekolah yang kini kian mahal. Buang segala teori sosial yang ternyata tak bisa membaca kenyataan. Keluar kalian dari training-training yang pada akhirnya tidak membuat kita paham dan mau membela orang miskin. Kupilih tinggal serta berjuang di hutan karena di sana aku kembali mendengar rintih dan suara orang yang hidupnya menderita.


Andaikan aku masih diberi kesempatan untuk kembali ke negerimu pastilah aku enggan untuk duduk di kursi. Akan aku habiskan waktuku untuk mengelilingi kotamu yang padat dengan orang miskin. Akan kusapa setiap anak lapar yang menjinjing bekas botol minuman untuk mendapat uang receh. Akan aku datangi para nelayan yang kini lautnya dipenuhi oleh pipa-pipa gas perusahaan asing. Akan kubantu para buruh bangunan yang menghabiskan waktunya untuk memanggul alat-alat berat. Dan akan kutemani para buruh pabrik yang masih saja diancam oleh PHK. Tentu aku akan mendatangimu anak muda, yang resah dengan kenaikan BBM atau proyek pendidikan yang kian hari kian mahal. Kurasa aku tidak bisa istirahat jika tinggal di negerimu.


Kalau aku boleh memilih untuk melawan, mungkin sekarang ini aku akan duduk bersama kalian. Aku akan bilang kalau perjuangan bukan saja melalui tulisan, puisi, buku, apalagi setajuk proposal! Perjuangan butuh keringat, pekikan suara, dan dentuman kata-kata. Kita bukan melawan seekor siput tapi buaya yang akan menerkam jika kita lengah. Hutan rimba mengajariku untuk tidak mudah percaya pada mulut-mulut manis. Hutan rimba mendidikku untuk tidak terlalu yakin dengan janji. Aku sudah hapal mana tabiat srigala dan mana watak kelinci. Kalau kau baca tulisanku, mustinya kau bisa meyakini, kalau kekuasaan hanya bisa bertahan selama kita mematuhinnya. Kekuasaan bisa bertahan selama mereka mampu menebar ketakutan. Dan aku sejak dulu dididik untuk selalu sangsi dan curiga pada penguasa!


Kalau aku bisa memilih, mungkin sekarang aku ingin berjalan dengan kalian. Menonton orang-orang pandai berdebat di muka televisi atau aktivis yang melacurkan keyakinannya. Ngeri aku menyaksikan orang-orang pandai yang berbohong dengan ilmunya. Sederet angka dibuat untuk membuat orang percaya bahwa si miskin makin hari makin berkurang. Menonton aktivis senior yang kini juga berebut untuk duduk jadi penguasa. Katanya: di dalam kekuasaan tidak ada suara rakyat maka kita mengisinya. Aku bilang, itulah para pembual yang yakin jika perubahan bisa muncul karena kita duduk di belakang meja. Demokrasi acapkali berangkat dari dalil yang naif seperti itu. Aku sayangnya tak lagi bisa memilih, untuk berdiri dan berbincang dengan kalian semua.


Anak muda, aku telah tuliskan puluhan karya untuk menemanimu. Dibungkus dengan sampul wajahku, yang tampak belia dan mungkin tampan, aku tuangkan pesan kepada kalian. Keberanian yang membuat kalian akan tahan dalam situasi apapun! Hutan melatihku untuk percaya kalau kemapanan, kenikmatan badaniah, apalagi kekayaan hanya menjadi racun bagi tubuh kita. Kemapanan membuat otakmu makin lama makin bebal. Kau hanya mampu mengunyah teori untuk disemburkan lagi. Kemapanan membuat hidupmu seperti seekor ular yang hanya mampu berjalan merayap. Kekayaan akan membuat tubuhmu seperti sebatang bangkai. Hutan melatihku untuk menggunakan badanku secara penuh. Kakiku untuk lari kencang bila musuh datang dan tanganku untuk mengayun pukulan jika aku diserang. Anak muda, nyali sama harganya dengan nyawa. Jika itu hilang, niscaya tak ada gunanya kau hidup!


Keberanian itu seperti sikap keberimanan. Jika kau peroleh keberanian maka kau memiliki harga diri. Sikap bermartabat yang membuatmu tidak mudah untuk dibujuk. Hutan membuatku selalu awas dengan ketenangan, kedamaian, dan cicit suara burung. Hutan melatihku untuk sensitif pada suara apa saja. Jangan mudah kau terpikat oleh kedudukan, pengaruh, dan ketenaran. Kedudukan yang tinggi akan membuatmu seperti manusia yang diatur oleh mesin. Kutinggalkan jabatan menteri karena hidupku menjadi lebih terbatas dan ruang sosialku dipenuhi oleh manusia budak, yang bergerak kalau disuruh. Apalagi ketenaran hanya akan mendorongmu untuk selalu ingin menyenangkan semua orang, membuat lumpuh energi perlawananmu. Ingat, racun segala perubahan ketika dirimu merasa nyaman.


Rasa nyaman yang kini kusaksikan di sekelilingmu. Anak-anak muda yang puas menjadi pekerja upahan sambil menyita tanah sesamanya. Ada anak muda yang duduk di parlemen malah minta tambahan gaji! Anak muda yang lain dengan tenaganya menyumbangkan diri untuk menjadi preman bagi kekuasaan bandit. Bahkan pendidikan hukum mereka gunakan untuk membela kaum pengusaha ketimbang orang miskin. Anak-anak muda yang banyak lagak ini memang tidak bisa dibinasakan. Mereka hidup karena ada kemiskinan, keculasan kekuasaan, dan lindungan proyek lembaga donor. Aku enggan untuk berjumpa dengan anak muda yang hanya mengandalkan titel, keperkasaan, dan kelincahan berdebat. Aku ragu apakah mereka mampu serta sanggup untuk melawan arus.


Arus itulah yang kini menenggelamkan nyali kita semua. Murah sekali harga seorang aktivis yang dulu lantang melawan, tapi kini duduk empuk jadi penguasa. Murah sekali harga idealisme seorang ilmuwan yang mau menyajikan data bohong tentang kemiskinan. Murah sekali harga seorang penyair yang mau rame-rame mendukung pencabutan subsidi. Aku gusar memandang negerimu, yang tidak lagi punya ksatria pemberani. Seorang kstaria yang mau hidup dalam kesunyian dan dengan gagah meneriakkan perlawanan. Tulisan adalah senjata sekaligus bujukan yang bisa menghanyutkan kesadaran perlawanan. Kau harus berani mempertahankan nyalimu untuk selalu bertanya pada kemapanan, kelaziman, dan segala bentuk pidato yang disuarakan oleh para penguasa.


Yang kauhadapi sekarang ini adalah sistem yang kuncinya tidak terletak pada satu orang. Kau berhadapan dengan dunia pendidikan yang menghasilkan ilmu tentang bagaimana jadi budak yang baik. Kau kini bergulat dengan teman-temanmu sendiri yang bosan hidup berjuang tanpa uang. Kau sebal dengan parlemen yang dulu ikut kau pilih, tetapi kini tambah membuat kebijakan yang menyudutkan rakyat. Kau perlahan-lahan jadi orang yang hanya mampu melampiaskan kemarahan tanpa mampu untuk merubah. Kau kemudian percaya kalau pemecahannya adalah melalui mekanisme, partisipasi, dan dukungan logisistik yang mencukupi. Kau diam-diam tak lagi percaya dengan revolusi. Kau yakin perubahan bisa berjalan kalau dijalankan dengan berangsur-angsur dan membuat jaringan. Gerakanmu lama-lama mirip dengan bisnis MLM.


Saudaraku yang baik! Hukum perubahan sosial sejak dulu tidak berubah. Kau perlu dedikasikan hidupmu untuk kata yang hingga kini seperti mantera: lawan! Lawanlah dirimu sendiri yang mudah sekali percaya pada teori perubahan sosial yang hanya cocok untuk didiskusikan ketimbang dikerjakan. Lawanlah pikiranmu yang kini disibukkan oleh riset dan penelitian yang sepele. Kemiskinan tak usah lagi dicari penyebabnya tapi cari sistem apa yang harus bertanggung jawab. Ajak pikiranmu untuk membaca kembali apa yang dulu kukerjakan dan apa yang sekarang dikerjakan oleh gerakan sosial di berbagai belahan dunia. Gabungkan dirimu bukan dengan LSM, tapi bersama-sama orang miskin untuk bekerja membuat sistem produksi. Tak ada yang bermartabat dari seorang anak muda, kecuali dua hal: bekerja untuk melawan penindasan dan melatih dirinya untuk selalu melawan kemapanan.



By. Andreas Abdel Nasser Kuskus January 24 at 10:50pm

Senin, 24 Januari 2011

@BAIK diantara TERBAIK@



Dalam hidup selalu ada masalah, jika tak ada pasti rasanya hambar, tawar dan yang pasti stagnan jalan ditempat saja. Tentu tak ada  satupun yang mau hidup seperti ini, hidup yang datar, biasa-biasa saja, tak ada adrenaline yang kuat untuk membangun bahkan bisa seperti mati enggan hidup tak mau, bener begitu yaaa temans???

Mengapa aku tidak mengambil perbandingan "BURUK diantara TERBURUK," karena bagiku melakukan suatu hal yang salah/buruk bukanlah sebuah hal yang rumit atau bahkan melakukan hal yang sangat buruk dapat kita lakukan segampang membalikkan telapak tangan kita. Namun melakukan hal yang baik bahkan terbaik bagi diri sendiri saja adalah hal sangat rumit seperti benang kusut dan itu membutuhkan ketelatenan kita bahkan harus menumbuhkan kesetiaan serta kesabaran yang luar biasa yang kadang kita sendiri pun sulit membahasakannya melalui logika berpikir kita.

Nah coba kilas balik dengan keadaan hidup yang kita alami saat ini!!!!! Apa yang sudah kita lakukan dan yang gagal kita lakukan atau apa yang masih menjadi catatan yang belum kita lakukan. Karena pada dasarnya sehh semua kehidupan kita bisa dikalkulasi seperti rumus matematika yang kita pelajari ketika kita bersekolah, atau juga saat kita menghitung duit (contoh menghitung duit adalah hal yang paling mudeng kali yaaa) heheee.

Kita mulai dari hal apa yang sudah kita lakukan dengan yang berhasil-yang gagal/yang belum terealisasi = ?????? nahhh hasilnya pasti kita dapat!!!! Dari hasil inilah yang akan kita telaah sejauh mana kita mampu menjadi yang baik diantara yang terbaik atau malah justru menjadi yang terbaik, bukan saja hanya untuk diri pribadi tapi juga terbaik bagi orang-orang disekitar kita.

Pastinya banyak yang bertanya, seperti ini:
1. Sesimple itukah perhitungannya???
2. Masa sehhh!!!
3. Apa hanya itu ukuran sebuah keberhasilan???

Hehee dan banyak lagi akan timbul pertanyaan yang mirip-mirip itulah. Coba kumpulkan pertanyaan yang berserakan di benak kita itu, kemudian rangkum menjadi pertanyaan inti agar kita (baca diri) mampu menjawabnya 1/1 dengan tolok ukur hasil kurang dan bagi diatas yang sudah ada.

Ada hasilnya kan!!!!

Nahhh sekarang apa kesimpulan dari hasil telaah kita tentang semua kehidupan kita!!!!!Ada banyak orang yang ketika menyimpulkan semua ini akan diam, terpaku, terpana, tak bergerak (masih bernafas tentunya), bahkan berteriak bullshit ataupun mengangguk angguk sambil berkata "ada benarnya juga" atau yang lebih seru lagi ada yang merasa menguliti diri tapi tak berani mengatakannya dan hanya menyimpan sebagai rahasia yang tak ingin terungkap mungkin sampai akhir hayatnya.

Saat menemukan hasil analisa hidup kita, di posisi manakah kita akan menentukan diri kita???? hmmm hanya kita yang bisa jawab semua itu, "mau merubah, mau semakin baik atau hanya sekedar jalan di tempat"

Paling tidak berpikirlah bahwa kita mampu jadi yang baik diantara yang terbaik. Kalau bisa seh "YG TERBAIK" hmmmm



Jakarta, 220111
IJ

Sabtu, 22 Januari 2011

@ Man In The Mirror @


Many years ago there was an explorer who went to the wilds of Africa. Among a variety of congenital, he brought two large mirrors. When explorers arrived this put this mirror on the two trees when he was preparing to face exploration. Then he noticed a native came up to one of the mirror with a spear in his hand. The natives began poking the mirror, and eventually make all the moves to kill opponents that he saw in the mirror. Explorers then walked toward the natives and asked him why he crushes the mirror glass. The native replied: "He (the image in the mirror) intends to kill me, so I kill him first."

Explorers explain the indigenous men that is not made for that purpose mirror. Explorers bring this to the mirror the only natives of remaining and showed him to the mirror: how to see if his hair neatly combed, to see if the paint on his face is right and to see how big his muscles now. The native was so impressed when the mirror is able to show the best side of themselves and reflect a man who was friendly.

That's what happened with the millions of people around us. They go through life with the hope of a fight. They expect the battle and that's how they behave. They expect to have enemies and they are so confident with it. They expect to have difficulty, for the government trying to take advantage of their presence, so that the company gave the job lemburan and pay them cheaply. Guess what happened? It really sounded like the most popular shows on TV. They demonstrate fights, arguments and involve the worst characteristics of humans.
  
What type of mirror that you see every morning when seeing the person you see. God gives each of us the power to choose and that includes the world, the people and the results we expect. What you think and see today in the end will be like what would happen to you. This is not a new principle, just that we need to be reminded of now and for the foreseeable future.

For as he thinketh w ithin himself so is he.

What type of mirror that you see every morning when seeing the person you see. God gives each of us the power to choose and that includes the world, the people and the results we expect. What you think and see today in the end will be like what would happen to you. This is not a new principle, just that we need to be reminded of now and for the foreseeable future.

For as he thinketh w ithin himself so is he.

Jumat, 21 Januari 2011

@ Kasih Tanpa Batas @

Bagaimana membuang Kelemahan dan Keputus Asaan supaya Terus sampai Menang,,??
Lakukan itu dengan Mata yang tertuju Kepada Tuhan. DIA yang Memimpin kita dalam Iman dan yang membawa Iman kita kepada Kesempurnaan.
Jadi,, Iman itu diciptakan oleh ???????

Kenapa sih ..?? Kita di bina..?? diBentuk.. dalam DUNIA yang Penuh dengan Problem dan Masalah...??
Kenapa ngga TUHAN Rubah saja DUNIA ini jadi Firdaus..??
Kenapa sih..?? setan-setan Masih dibiarkan Berkeliaran dan kita Hidup diantara Manusia-manusia hasil dari Kesalahan..??
TUHAN yang ngarang itu.. HE IS THE OUTHER..
Maksud nya,, bukan mengarang anda lahir di Keluarga yang Buruk,,
BUKAN BEGITU MAKSUD NYA.
Tapi,, ada nya Keburukan di DUNIA ini,, Termasuk dalam Program Karangan Nya

Kalau anda dilahirkan di tempat yang SANGAT BAIK<< Sangat Tenang,, Firdaus dari Awal,, Ketika Nanti anda Pindah ke Kerajaan SORGA,, ANDA MENJADI ORANG-ORANG YANG TIDAK PUNYA KARAKTER,
Orang-orang yang kaya Bayi aja.Mau nya Sendiri,, Tidak da SELF Control..Tidak Bijaksana,, Tidak ada Hikmat,, Tidak ada Dignaty,, tidak ada Kemegahan.. Karena semua serba Gampang.

Dan Tuhan Tidak mau Kumpul dengan orang-orang yang begitu di SORGA.
Tuhan ingin Orang-orang yang punya Karakter, dibentuk, dan menjadi Sempurna dalam IMAN. Itu Tidak bisa Tidak,, KECUALI MELALUI PROBLEM,, MELALUI PERSOALAN DI DUNIA..

Catatan asal - asal mencatat, hehehe

Jakarta, 210111
IJ

Rabu, 19 Januari 2011

@ TAK ADA JUDUL @

Saat itu aku diam dalam masa dimana aku tak membutuhkan siapapun kecuali memanjakan diriku sendiri dengan semua keinginan dan gairah hidup yang sebenarnya sih tidak seperti yang lainnya, karena aku merasa luar biasa (maksudnya luar biasa itu karena aku memiliki kelebihan sekaligus kekurangan yang tidak dimiliki orang). heheee hebat kan aku, aku percaya kamu tidak memiliki hal itu.

Bagaimana tidak?? kelebihanku itu adalah tak ada rasa sakit, sedang kekuranganku, aku berpenyakit. Heeee pusing kan bacanya!!!! Ya sudah itu hal yang tak penting untuk ku urai.

Suatu ketika, aku berjalan dalam masa depan yang aku miliki, santai ahh kataku, toh gak ada yang harus aku risaukan atau berlebihan aku pikir, aku hanya mau berjalan santai menikmati masa yang disediakan bagiku dengan caraku sendiri. Terserah wacana apapun yang ada disekelilingku, intinya masuk telinga kiri, keluar telinga kanan. Heee aku menikmati looo suasana itu.

Heee dengan motto seperti itu kakiku tak terantuk apapun, seperti jalan tol yang konon kabarnya bebas hambatan hohohooo

Saat menikmati masa depan itu, tidak sedikit kutemui manusia yang memiliki banyak rasa, banyak cinta, banyak jiwa. Waouwww, wkwkkk lucu liatnya.

Bukan karena tidak respect atau apalah istilahnya tapi memang tak pernah ada niat apa-apa untuk hal yang satu itu. Malas aja rasanya, jauh lebih nikmat sendiri, karena ada banyak yang bisa aku lakukan tanpa harus membebani diri dengan masalah-masalah cinta yang justru hanya mengekang, menghabiskan waktu, memeras otak, bahkan rasa cemburu akan jadi santapan harianku...... huuu ogahhhh banget dahh....

Hingga suatu saat aku mengenalmu. Biasa aja seh aku liat, gak ada yang berlebih, malah kalau mau jujur nehh heheee gak masuk nominasi. Yaa mungkin karena memang tidak mikir cinta, maunya temen ajalah lebih nyantai gak ada ikatan emosi apapun.

Dan kita berjalan seperti apa adanya kita, santai, lebay, sotoy, heee semua yang lucu-lucu aja deh. Sampai suatu ketika aku merasa tergelitik berpikir sedikit serius menanggapi perhatian kecilmu. yaa hitung-hitung rasa awareku terhadapmu. Kenyataan berkata lain, hmmm rupanya aku terjerat oleh rasaku sendiri. Aku tahu kali ini aku jatuh cinta dan itu padamu.

Hmmm I LOVE YOU JELEK.... heeeee

Jakarta, 190111
IJ

 

@TAK TAHU@

Aku dan sejumput harapan yang tersisa, masikah ada asa itu yang senandungnya menggeliat diantara rintih dan asa akan sebuah penantian singkat!!!!

Geliat galauku berkumandang sumbang, entah sampai kapan terus bernada sumbang, sementara kicau ceria burung di dahan itu selalu terdengar nyaring di telinga.

Sendu yang bergelayut manja di pundak letihku, selalu saja mematahkan asa hidup, entahlah sampai kapan dia bergayut manja, mungkin selamanya.

Kini hanya ada sisa2 penantian, hanya ada benang kusut, hanya ada gemericik rindu sesaat, hanya ada kepasrahan yang membungkam diam entah berapa lama lagi.

Kusudahi semua dengan sebuah keyakinan yang pilarnya rapuh termakan rayap keputus asaan

Kubiarkan semua itu terurai dalam nada2 sumbang dawai tak bertuan

Kuserakkan semua dalam meja hijau panjang sebuah pengadilan semu

Sampai kutahu akhir dari segalanya, segalanya yg menentukan terpuruk dimanakah diriku!!!!!! Di jurang manakah penantianku berkesudahan.

Sampai waktu memaksaku bertekuk lutut dan menyatakan semua kegagalanku dengan lantang dalam nyaring pekak suaranya

Diam saja diriku sambil mengakui kekalahan dalam jiwa rapuhku

Ambillah segalanya, akupun telah terbiasa jadi pecundang diantara segenap keberanian fana yang ada.

Nyatakan itu pada segenap jiwa2 yang ada disekelilingmu, agar aku lepas bebas memandang angkasa, agar aku dapat terbang meski tak bersayap, agar aku mampu tersenyum samar dalam rona jingga pelangi sore hari, agar malaikat2 semesta mencium aroma tubuh rapuhku, agar..... agar..... dan semua agar......

Sampai ku tahu diriku diantara ada dan tiada....

Jkt.... 160111
IJ

Meringkuk dalam atma yang tak berpengharapan lagi