Hmm... Aku memulai tulisan ini dengan menarik nafas panjang, karena sedikit ada ganjalan dalam benakku dan pastinya ada rasa yang berat namun tanganku enggan untuk berhenti menulis.
Baiklah.... sekali aku ingin membahas tentang bagaimana kita dengan big soul mampu memaafkan kesalahan orang lain yang saat ini sangat sulit kita jumpai dari diri orang-orang di sekitar kita. Mengapa demikian?? Apa akar masalah sesungguhnya mengampuni seseorang? Seberapa sulitkah kita mengampuni? ataukah kita seorang pendendam? dan masih banyak pertanyaan yang berkecamuk di benak dan pikiranku saat ini.
Ada banyak orang yang menganggap “mustahil” kita memaafkan dengan tulus, atau sama halnya dengan memohon maaf dengan lapang dada, kadang kata maaf-memaafkan hanya sebagai pemanis buat bibir agak tak terjadi perseteruan, semua selalu dipandang mustahil dalam logika berpikir ego.
Karena ego kitalah yang menjadi raja dalam diri maka tak pelak lagi kita selalu berkata, “yaaa, karena kamu gak merasakan saja apa yang kurasakan, makanya kamu mampu berkata seperti itu, memaafkan, memohon maaf. Coba kamu rasa sendiri, pasti kutuk yang keluar dari mulutmu.” Hmm statement seperti ini tidak sedikit yang kudapatkan ketika aku berusaha mengatakan apa itu maaf-memaafkan. Bahkan seringnya akar kepahitan hati timbul dari diri yang sangat arogan tak mampu memberi maaf-memohon maaf dengan jiwa yang besar. Paling sering seh orang menghindar atau istilah sekarang ngeles@comro.com2... Atau juga bisa jadi berbalik menyalahkan orang lain agar tak ketahuan akar masalah sesungguhnya ( maksudnya biar bias gitu dehhh hehhe )
Manusia itu selalu mampu mengingat semua kesalahan orang lain dalam dirinya sekecil apapun itu dan kenyataan yang sangat miris ketika kita mengingatkan akan kebaikan orang lain, paling enteng menjadi orang yang pelupa, parkinson, tulalit atau apalah istilahnya yang jelas kebaikan itu sangat sulit kita ingat… ( hayooo ngaku aja heheeh ).
Bukan bermaksud menggurui, hatiku teramat perih ketika seseorang melakukan kesalahan entah itu besar ataupun kecil, selalu menyisahkan akar yang pahit yang harus aku telan namun disisi lain hatiku akan semakin terluka dan berbalik menuding diri sendiri salah, ketika kata maaf terucap darinya entah itu tulus ataupun untuk menghindari hal lainnya dan aku tak memberinya maaf.
Entahlah kekuatan dari mana hal itu timbul, namun ketika kata mengampuni keluar dari mulut, bibir, lidah dan hati putih, aku menemukan kelegaan jiwa, aku seperti menari dalam tiang awan dan ayunan pelangi, aku bersenandung dan menari, seolah tanpa beban melangkah menuju heaven peace.....
Menarik sekali merasakan semua ini, tetapi tidak sedikit dari orang-orang di sekitarku menganggapku terlalu pemaaf, terlalu naif kata mereka, terlalu kasih dan semua kata terlalu.... heeee aku hanya tersenyum dan berkata " itulah aku, karena aku adalah aku."
Mengertikah kita jika semua yang kita lakukan dengan penuh kasih akan mengalahkan semua akar kepahitan hidup? akan merontokkan semua kemarahan pada orang lain? akan membuat semua air mata duka menjadi air mata sukacita? akan menempatkan diri dalam sebuah kedamaian?
Mengapa tak melakukannya dari sekarang? mengapa harus menunda hingga tak sadar jika saat itu telah berlalu dan tak ada lagi waktu memaafkan?
Ingat!!!! waktu takkan menunggumu, dia terus berlalu, lakukan sekarang, maafkan semua saat ini atau sesal menjadi bagian hidupmu selamanya
KEEP PEACE,
Jkt 081110
IJ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar