Kamis, 07 Juli 2011

@INI AKU DAN SETUMPUK ISI KEPALAKU@


Begitu banyak perkara saat ini kutangani, tapi mengapa memberiku perkara yang baru??? Sementara perkara yang ada belum juga aku tangani dan kuatasi.

Mau kubuat pikiranku lebih simple tapi itu sudah tak mungkin karena kau menghadirkan perkara baru yang pastinya butuh tenaga dan pemikiran yang sangat berat.

Aku tahu keletihanmu sangat. Aku dengar rintih kesakitan tubuhmu. Tapi pernahkah berpikir sedetik saja tentang semua letih dan rintih hidupku? Pernahkah sadar aku dititik garis antara hidup dan mati? Pernahkah tahu aku bertaruh masa depan dengan orang-orang terkasihku? Pernahkah kau menganalisa mengapa semua yang terbaik kudedikasikan hanya untukmu? Meski aku tak pernah tahu dirimu dan masa lalumu.

Kalau aku tak kuat pada akhirnya itu karena aku punya batas maksimal dalam hidup.

Dan jika pada akhirnya semua mencemoh dan mengejek karena sebuah keyakinan yang aku tahu dan sadari pasti itu benar.... Maaf jika aku tak perduli, karena keyakinankulah yang memberi asa itu selama ini.

Tuhan itu pemurah, Dia panjang sabar, tidak pendendam, Dia pemaaf, katamu.... aku sudah tahu itu meski tak mendengar kata itu. Karena aku percaya sepenuh hatiku pada NYA.

Sekarang.... waktuku menyelesaikan satu per satu kasus ini, biarkan aku tenang menyelesaikannya sambil bernyanyi sumbang, itu sudah resiko.

Ada hal yang sangat penting aku katakan.... Jangan pernah keluarkan kata kasihan padaku... Pantang bagiku memperoleh belas kasihan yang sarat dengan tatapan mata memelas. Aku mampu bahkan jauh lebih dari yang kamu kira. Kalau aku mampu hadapi puting beliung hidup lantas dimana harus menempatkan kata kasihan yang berkonotasi negatif itu??? Maaf tak ada tempat di hidupku. Ambil saja... beri pada mereka yang membutuhkan.

Kembali ku ingatkan jangan pernah mencintaiku jika awalnya diwarnai dengan kata "kasihan" dan sekali lagi kukatakan.... "aku tak butuh kata itu."

Huufftttt semua jadi biru akhirnya.........


15042011, Mks
IJ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar