Kamis, 07 Juli 2011

@SIMALAKAMA, SEBUAH KEPUTUSAN@


Diantara banyak persoalan yang ada dalam hidup ini, mengambil sebuah keputusan adalah persoalan yang sangat berat. Mengapa tidak... Hal itu seperti makan buah simalakama, harus ada yang jadi korban. Entah itu mengorbankan kepentingan pribadi atau malah sebaliknya mengorbankan kepentingan orang banyak atau bisa juga mengorbankan Tuhan yang selama ini kita yakini keberadaannya. Hmmm

Bisa kita lihat dan rasakan saat ini, pemerintah negara ini begitu lambannya mengambil keputusan dalam berbagai persoalan yang ada, bahkan banyak dari persoalan yang sudah ada diambil keputusan yang sangat memberatkan banyak pihak bahkan rakyat dijadikan korban, padahal kita ketahui pemerintah merupakan pengayom masyarakat, mereka dipilih rakyat justru untuk mengcover semua permasalahan yang menimpa rakyat. Namun kenyataan berbanding terbalik justru demi kepentingan partai dan segelintir orang, mereka mampu menyangkali dan melalaikan tugas dan tanggung jawab yang diembannya.

Hal yang sama juga banyak mendera kita. Seringnya kita mengambil keputusan yang kadang bertentangan dengan keyakinan dan kepribadian kita yang sesungguhnya, sampai-sampai harus melegalkan segala cara atau bisa lebih lagi menyangkali Tuhan demi orang-orang terkasih agar mereka bersukacita karena telah mengambil keputusan yang memenangkan mereka.

Aku tidak menyangkali jika keadaan seperti ini pun sering menjadi trauma tersendiri dalam hidupku. Kehidupan yang kujalani membuat aku hrs berpikir keras tentang arti sebuah keputusan yang paling tepat setidaknya untuk ku, untuk orang banyak, untuk orang terkasih bahkan terlebih lagi untuk Tuhan.

Pengalaman sesaat lalu menunjukkan padaku, ketika aku telah berkomitment kuat atas sebuah persoalan yang sudah kuserahkan sepenuhnya pada Tuhan, tidak akan kutarik kembali meski pada akhirnya aku dibenturkan dengan masalah krisis kepercayaan diriku pada orang lain. Kurasa itu sdh bagian dari resiko memutuskan yang terbaik menurutku.

Saat ini tinggal menanti akhir dari hasil keputusanku. Mungkinkah aku memperoleh kembali kepercayaan itu atau malah akan kehilangan sama sekali. Hanya Tuhan yg tahu.


PAHIT
16042011, Mks

IJ

Simalakama, seperti apa yaa buahnya?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar